literature

Kapankah Malam akan Berlalu?

Deviation Actions

graymuffler's avatar
By
Published:
187 Views

Literature Text

Kapankah Malam akan Berlalu?

CV: Alphonse Elric

Selepas pancaran mentari menggulungkan diri
Hitam merajai angkasa, mengiringi kehidupan lelap
Rembulan berkedip bersinar
Menyusuri lorong-lorong kayu kecil
Mencipta kontras dengan bayang

.

Aku benci malam

.

Tubuh ini tak merasakan apa pun
Berlapis besi, mengurung sang bayu, terlukis simbol darah
Awak ini hanya berupa onggokan besi
Berawal tekad menghidupkan senyum itu
Hingga bersisa sebuah jiwa dalam logam mati

.

Aku benci malam

.

Obrolan bahagia seputar alkimia
Mengalir hingga kemarin petang bersama kakak
Menggigil, kelelahan dan terlelap
Menggores kapas-kapas mimpi indah
Satu waktu bergulir cepat

.

Aku benci malam

.

Kini,
Gelap seakan tak berujung
Tak tampak setapak kaki untuk tujuan
Sang mega tak kunjung bersuka cita
Sang surya masih berbaring nyaman
Bayang-bayang sesat datang menghujam
Apakah itu ibu?
Apakah wujud itu adalah ibu?
Apakah aku yang membunuh ibu?
Mimpi buruk terus berputar tiap malam

.

Kapankah malam akan berlalu?

.

Kakak,
Terima kasih
Ternyata aku tidak membunuh ibu

.

Kakak,
Aku benci malam
Aku sudah tak mau sendirian lagi di malam hari

.

Kapankah malam akan berlalu?
Suatu saat,
Semoga malam berlalu lebih awal

.

.

~fin
Hagane no Renkinjutsushi © 2005, Arakawa Hiromu/ Square Enix

Listening: “It’s All too Much”(YUI), “Sky chord ~Otona ni Naru Kimi he~”(Tsuji Shion), “Never Say Die”(YUI), “Tsunaide Te”(Lil’B) & “Golden Time Lover”(Sukima Switch)

Based on chapter 43 “The Stream of Mud” & chapter 44 “The Nameless Grave”

One sentences from “Uso” (SID)

Infantrum Challenge: Puisi | Satu Bahasa Kita
© 2009 - 2024 graymuffler
Comments5
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In